Senin, 19 Januari 2015

PANTI PIJAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Faktor U yang membuat badanku sakit karena banyak diam.. mengenalkan aku pada sebuah Panti Pijat Tuna Netra di Kota Palembang. Pada awalnya aku ragu karena tak biasa (seumur2 baru kali ini), namun karena rasa sakit di lenganku aku datangi panti itu atas rekomendasi seorang teman. Dan dilayani oleh pemijat bernama Pepen anak seorang transmigran asal Jawa Barat. Dia sudah beristri dan punya anak 1.

Sambil dipijat kami ngobrol banyak untuk mengenalnya. Dia lahir di Sungsang Banyuasin lokasi sangat sulit hingga kini. Dia dikirim ortunya dititip di SLB Kota Palembang dan Pernah disekolahkan ke Cimahi Bandung selama 3 Tahun. Mulai ada rasa takjub, karena di hapal betul daerah Bandung. Bahkan dia hapal betul saat kusebut Desa asalku di Talaga Majalengka serta angkutan umum Buhe Jaya. Banyak cerita hingga 1 jam berlalu tanpa terasa hingga akhirnya jam praktek usai. Alhamdulillah.. badanku esoknya terasa sangat segar.

Selang 2 minggu kemudian aku datang lagi ke panti, namun karena si Pepen lg ngurut dijemput orang terpaksa aku menunggu. Sang Kasir ngomong "" Bapak Klo mau kesini Telpon dulu atau SMS sama Pepen!!
Aku tersentak.. dalam hati bertanya : "Apa mungkin Seorang tuna netra bisa telepon dan Bisa baca SMS"?? Untuk menutupi keherananku.. kukatakan Iya deh." nanti saya datang lagi saja dan telpon sebelumnya.

Setelah mendapat no HPnya aku berlalu pulang. Diperjalanan kusempatkan telpon sebentar si Pepen untuk berkenalan dengan harapan nomorku dicatatnya untuk buat janji. Aku bilang namaku, orang yang dipijat 2 minggu lalu dan sekampung dengan orang tuanya. Syukur dia mengingatnya.. Saya janji minggu depan datang lagi ke panti.

Aku merekomendasikan panti pijat itu ke beberapa teman. Sehingga jika ada teman yang mau pijat aku membantunya untuk booking seperti siang tadi.. Aku heran setiap kali kutelepon walau aku belum berkata.. dia langsung menyapa "Iya Kang.. Bade kadieu?? Aku heran, apakah mungkin setiap no hp pelanggan punya ringtone yang berbeda? Okelah itu kupikirkan nanti.

Nah barulah tadi siang aku tahu.. Sebagai manusia normal yang kadang merasa tak pernah melewatkan teknologi dan punya kemampuan untuk membeli.. Ternyata kemampuanku tidaklah lebih tinggi dari seorang pemijat tuna netra. Karena siang tadi Si Pepen sudah dapat pelanggan, temenku dilayani pemijat lain bernama Usoli yang juga bercerita banyak tentang hidupnya.

Decak kagum tak henti-henti, Inilah hebatnya Usoli:
Dia menjelaskan cara menggunakan Android dan mempraktekan di HP temenku
Dia jelaskan Kenapa dia langsung tahu pada saat di telepon.
Dia juga memberitahu bagaimana cara mengirim SMS atau membaca SMS yang diterima.
Yang lebih terharu lagi Dia mampu menggunakan Komputer.
Yaa Allah.. atas kebesaranMu.. Engkau limpahkan kemampuan lain disela keterbatasan dirinya.

Sepanjang perjalanan pulang, kami bercerita tentang Pepen dan Usoli. Kalopun sekolah ABK dinamai Sekolah Luar Biasa, bukan berarti karena kondisi fisiknya yang tidak biasa. Tapi ternyata mereka benar-benar punya Potensi yang Luar Biasa. Jika memungkinkan suatu saat nanti saya dan temanku bersepakat untuk mengundang Sang Pemijat Tunanetra di Acara Rapat atau Workshop Koordinasi. Banyak hikmah yang kami dapat, sebagai manusia normal yang merasa sempurna, yang merasa lebih mampu mengenal dunia ternyata mereka juga bisa.

Tanpa merasa malu atas kehadiranku di panti pijat ini.. aku tunjukan pula foto yang diambil sahabatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar