Selasa, 20 Januari 2015

Bekerja Dengan Hati??

                    

Kerja Pemberdayaan belumlah cukup dengan setumpuk Referensi Kerja dari Proyek Program Pemberdayaan. Awalnya aku berpendapat, bahwa Pemberdayaan yang sesungguhnya mungkin hanya terjadi secara informal dilingkungan terdekatnya. Jiwa pemberdaya yang muncul dengan sendirinya, peduli terhadap kesejahteraan masyarakat di lingkungannya. 
Pendapat itu ada benarnya.. karena tidak sedikit Fasilitator Pemberdayaan yang sudah malang melintang di program tapi tidak pernah berkonstribusi dalam memajukan desanya. Tidak sedikit pula Fasilitator Pemberdayaan yang nampak hanya sebagai Supervisor dan memposisikan diri sebagai penentu dari jalannya proyek pada program pemberdayaan yang ditanganinya.
Banyak pernak pernik dan karakteristik siapakah sebenarnya pemberdaya.

Pada tulisan ini saya ingin cerita tentang Hermanto berasal dari Lombok NTB, bertugas sebagai  Fasilitator Kecamatan (FK) pada PNPM Generasi Sehat dan Cerdas di Kecamatan Sungai menang Kabupaten Ogan Komering Ilir Prov. Sumatera Selatan. 

Manakala seorang Fasilitator Pemberdayaan menjalankan profesi,  apapun dan bagaimanapun beratnya lokasi.. tentu harus dijalani. Tak jarang di waktu lalu banyak fasilitator yang menyerah di minggu pertama tugasnya. Tak jarang fasilitator yang akhirnya menangis bahkan kembali ke pangkuan ibunya. 

Menjadi Fasilitator juga perlu keberanian..
Berani taklukan tantangan
Berani taklukan orang yang baru dikenal
Berani taklukan medan dan ancaman yang mungkin datang menghadang
dengan tetap menghargai dan mengoptimalkan kearifan lokal. 

Mengenal Kecamatan Sungai menang bukanlah mudah, karena jangankan warga kabupaten lain, Pejabat di Kabupaten OKIpun mungkin hanya sebagian kecil saja yang sudah mengunjunginya. Salah satu lokasi extrim yang menjadi lokasi PNPM Generasi Tahun 2014. Lokasi ini berbatasan langsung dengan Laut Bangka, sehingga desa-desa tersebar di darat dan perairan.

Video yang dilampirkan diatas, merupakan salah satu tantangan yang bagi pemula menjadi perjalanan yang sangat mendebarkan. 
Memacu Speedboat di parit yang dipenuhi semak belukar dikiri kanan, berpacu dengan buaya yang mungkin melintas karena terusik deru mesin.

Baru aku temukan rasa pengabdian yang sebenarnya
Baru aku merasakan.. betapa tak mudah memfasilitasi masyarakat untuk mengerti
Di sini baru aku mengerti bahwa Kredo Fasilitator dan Nilai-nilai program benar-benar harus diresapi, dipahami dan menjiwai setiap fasilitator.
Tanpa ada pengertian atas nilai-nilai itu.. yang ada hanyalah keluhan
Karena tuntutan proses pemberdayaan selalu saja bersinggungan dengan aturan manajemen keproyekkan. 
Tanpa adanya kesadaran terhadap nilai program  yang ada hanyalah menghitung rugi dan laba. 

Saya berharap semua fasilitator juga tak lupa memberdayakan diri dan keluarganya
Setidaknya ada kewajiban setiap fasilitator yang telah berkeluarga untuk tetap membangun kesejahteraan rumah tangganya, menyisihkan pendapatan diluar biaya hidup dalam bertugas serta menjaga badan tetap sehat dalam hidup di perantauan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar